1. KOMPONEN ELEKTRONIKA - RESISTOR
Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan
dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi sebagai
pengatur arus listrik. Dengan resistor listrik dapat didistribusikan
sesuai dengan kebutuhan. Tentunya anda bertanya-tanya, apa itu
resistor ?, seperti apa bentuknya ?, bagaimana cara kerjanya ?
Cara kerja resistor hampir mirip dengan Bendungan Air. Arus airnya adalah sebagai arus listrik, sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan kita anggap sebagai resistor ,maka besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang kita buka. Semakin besar kita membuka pintu bendungan semakin besar juga arus yang melewati bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi arusnya, yah tidak usah dipasang bendungannya atau dibiarkan saja, jadi bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika.Suatu fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan atau besaran, misalnya untuk berat kita tahu bahwa pada umumnya satuannya adalah "gram", satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan " meter ". Nah untuk resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai sekarang kita biasakan untuk menyebut besarnya nilai suatu resistor atau tahanan kita gunakan satuan OHM, yang sebenarnya berasal dari kata OMEGA.
Maka tidaklah heran bila lambang dari OHM berbentuk seperti tapal kuda Ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC ( Negative Thermal Resistance )
Berbagai Jenis type dan bentuk Resistor
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi ( tahanan ) dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka ke-2, angka perkalian dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan, dan nilai qualitas dari resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu, Putih, Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1 ). Warna hitam untuk angka 0, coklat untuk angka 1, merah untuk angka 2, orange untuk angka 3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk angka 6, ungu untuk angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9. Sedangkan warna emas dan perak biasanya untuk menunjukan nilai toleransi yaitu emas nilai toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai toleransinya 5 %.
Cara kerja resistor hampir mirip dengan Bendungan Air. Arus airnya adalah sebagai arus listrik, sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan kita anggap sebagai resistor ,maka besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang kita buka. Semakin besar kita membuka pintu bendungan semakin besar juga arus yang melewati bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi arusnya, yah tidak usah dipasang bendungannya atau dibiarkan saja, jadi bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika.Suatu fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan atau besaran, misalnya untuk berat kita tahu bahwa pada umumnya satuannya adalah "gram", satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan " meter ". Nah untuk resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai sekarang kita biasakan untuk menyebut besarnya nilai suatu resistor atau tahanan kita gunakan satuan OHM, yang sebenarnya berasal dari kata OMEGA.
Maka tidaklah heran bila lambang dari OHM berbentuk seperti tapal kuda Ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC ( Negative Thermal Resistance )
Berbagai Jenis type dan bentuk Resistor
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi ( tahanan ) dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka ke-2, angka perkalian dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan, dan nilai qualitas dari resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu, Putih, Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1 ). Warna hitam untuk angka 0, coklat untuk angka 1, merah untuk angka 2, orange untuk angka 3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk angka 6, ungu untuk angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9. Sedangkan warna emas dan perak biasanya untuk menunjukan nilai toleransi yaitu emas nilai toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai toleransinya 5 %.
Coba perhatikan teks yang saya
beri huruf tebal diatas. Kalau disatukan akan menjadi sebuah kata yang
mungkin mudah bagi anda untuk menghafalnya ( Hi Co Me O Ku Hi B U A P
== 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ). Ok sekali lagi coba anda lihat gambar
1-b dan tabel 1
Nah sekarang mari kita mencoba membaca nilai suatu
resistor. Misalkan anda melihat sebuah resistor dengan kode warna
sebagai berikut : Coklat, merah, merah, dan emas. Berapa nilai
resistansi dari resistor tersebut..?. ( Perlu diingat..! : Untuk
membaca angka pertama dari kode warna resistor anda harus melihat warna
yang paling dekat dengan ujung sebuah resistor dan biasanya untuk
angka ke-1,2 dan 3 saling berdekatan sedangkan untuk kode warna dari
toleransi agak jauh dari warna-warna yang lain, sekali lagi lihat
gambar 1-b dan tabel 1
Untuk membaca kode
warna resistor seperti yang dipermasalahkan diatas, kita mulai
menerjemahkan satu persatu kode tersebut. Warna pertama Coklat,
berarti angka 1, warna kedua warna merah, berarti angka 2, warna ketiga
warna merah berarti multiflier, perkalian dengan 10 pangkat 2. kalau
diterjemahkan 12 X 10 2 = 12 X 100 = 1200. Berarti 1200
Ohm. dengan nilai toleransi sebesar 10 %. Akurasi dari resistor
tersebut berarti 1200 X ( 10 : 100 ) = 1200 X ( 1 : 10 ) = 120. ( he he
he, itulah ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika yupsss,
padahal saya juga pusing nih ngitung-ngitung yang ginian, ha ha ha..
selingan aja ) jadi nilai sebenarnya dari resistor tersebut adalah
maximum 1200 + 120 = 1320 Ohm, sedangkan nilai minimum nya adalah 1200 -
120 = 1080 Ohm. Kenapa demikian ...?. Karena karakteristik dari bahan
baku resistor tidak sama, walaupun pabrik sudah mengusahakan agar
dapat menjadi standart tetapi apa daya prosesnya menjadi tidak
standart. Untuk itulah pabrik menyantumkan nilai toleransi dari sebuah
resistor agar para designer dapat memperkirakan seberapa besar faktor
x yang harus mereka fikirkan agar menghasilkan yang mereka kehendaki.
Di dalam praktek para designer sering kali
membutuhkan sebuah resistor dengan nilai tertentu. Akan tetapi nilai
resistor tersebut tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik sendiri
tidak memproduksinya. Lalu bagaimana solusinya..?. Nah...!, seperti
yang pernah saya singgung diatas bahwa ilmu exacta selalu berhubungan
dengan matematika, maka untuk mendapatkan suatu nilai resistor dengan
resistansi yang unik dapat dilakukan dua cara ; Pertama cara SERIAL,
dan yang kedua cara PARALEL. ( Wah.., nambah pusing lagi nih..! ).
Dengan cara demikian maka masalah designer diatas dapat terpecahkan.
Bagaimana cara Serial dan bagaimana pula cara Paralel, untuk lebih
jelasnya coba anda perhatikan gambar 1-d.
Cara memasang Resistor cara Serial dan Paralel
Dengan Cara tersebut suatu nilai resistor dapat
menjadi unik. Lalu bagaimana menghitungnya ?, untuk cara serial anda
tinggal menambahkan saja nilai resistor 1 dan nilai resistor 2. ( R1 +
R2 ) . Sedangkan untuk cara paralel ditentukan rumus sebagai berikut :
misalkan kita memparalel dua buah resistor, resistor pertama diberi
nama R1 dan resistor kedua diberi nama R2, maka rumusnya adalah :
1/R= ( 1/R1 ) + ( 1/R2 )
Contoh : Kita
mempunyai dua buah resistor dengan nilai berikut R1=1000 Ohm , R2=2000
Ohm, bila kita menggunakan cara serial maka didapat hasil R1+R2
1000+2000 = 3000 Ohm, sedangkan bila kita menggunakan cara Paralel maka
didapat hasil :
1 / R = 1 / R1 + 1 / R2 1 / R = (1/1000) + (1/2000) 1 / R = (2000 + 1000) / (1000 X 2000) 1 / R = (3000) / (2000000) 1 / R = 3 / 2000 3R = 2000 R = 2000 / 3 R = 666,7 Ohm -----> Resistor Hasil Paralel.Dalam elektronika kita dapat menyebut nilai 1.000 dengan Kilo, 1.000.000 dengan Mega, 1.000.000.000 dengan Giga. Kilo biasa memakai huruf " K " saja, Mega memakai huruf " M " dan Giga memakai huruf " G ", jadi bila kita menyebut 1.000 Ohm maka menjadi 1K Ohm, terus kalau 1.000.000 Ohm menjadi 1M Ohm dan 1.000.000.000 Ohm menjadi 1 G Ohm paham kan. Ada lagi cara menyebut nilai yang tanggung contoh : 1200 Ohm menjadi 1K2 Ohm, 1.900.000 Ohm menjadi 1M9 Ohm. mulai sekarang bila kita menyebut nilai resistor dengan resistansi yang besar gunakan istilah diatas OK. well masih ada lagi nih...., bagaimana kalau 1R2 berapa nilainya...? nah lo ada lagi nih. Biasanya untuk satuan terkecil digunakan istilah " R " jadi kalau 1R2 yah nilainya 1,2 OHM.., gampang kan. Sebagai latihan coba anda tentukan warna dari resistor dengan nilai 1M5, 1K6, dan 1R4.
Cara Pengukuran Resistansi
Resistor Menggunakan Multimeter Analog :
- Atur Jangkah Pada Pilihan Simbol Ohm ( Ω ).
- Pilih Jangkah Pada Pengukuran Ohm ( x1, x10, x100, x1K / 10K ).
- Tiap Kali Jangkah Di Pindah Pada Posisi Ohm ( x1, x10, x100, x1K / 10K ) Maka Harus Selalu Melakukan Calibrasi Agar Pengukuran Resistansinya Akurat.
- Cara Melakukan Calibrasi Pada Pengukuran Resistansi, Probe Merah & Hitam Kita Hubungkan Maka Jarum Akan Menyimpang Ke Posisi NOL ( NOL Untuk OHM Meter Kebalikan Dari Yang Lainnya ).
- Apabila Jarum Belum Sampai Pada Posisi Nol Maka Knop ADJ Untuk Ohm Meter Dapat Di Putar Untuk Mengatur Jarum Supaya Tepat Pada Posisi Nol.
- Kalau Knop ADJ Ohm Meter Sudah Di Putar – Putar Tetap Tidak Mau Sampai Pada Posisi Nol Berarti Batu Baterai Yang Ada Pada Multimeter Harus Di Ganti.
- Hubungkan Probe HITAM & Probe MERAH Pada Resistor Yang Akan Diukur Resistansinya ( Probe Di Bolak – Balik Tidak Masalah )
- Setelah Probe Terhubung Maka Di Layar Multimeter Jarum Akan Bergerak Yang Menunjukan Nilai Resistansi ( Nilai Skala Resistansi Berada Pada Posisi Paling Atas )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar